Menurut
data
WHO tahun 2011, diare
merupakan penyebab kematian terbanyak pada kelompok anak usia 1-4 tahun.
Sebenarnya diare dan muntah adalah mekanisme tubuh untuk membuang kuman, virus,
dan racun yang masuk ke usus kita. Usus diibaratkan suatu saluran pembuangan
kotoran. Bila saluran ini tersumbat, kotoran akan balik dan menumpuk, penyakit
pun akan berlangsung lebih lama.
Sebagian
masyarakat masih meyakini bahwa pengobatan diare tidak akan mantap bila tidak
disertai antibiotik. Secara umum, penatalaksanaan diare akut bukan dengan
pemberian antibiotik atau obat lainnya. Penatalaksanaan lebih ditujukan untuk
mencegahdan mengobati dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi
akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi,
serta mengobati penyakit penyerta.
Diare
bisa terjadi karena asam lambung yang berlebihan. Penderita mengalami rasa
nyeri pada ulu hati, kembung, mual, rasa panas dari ulu hati ke atas
(tenggorokan), terkadang rasa tertarik pada daerah perut dan hilang-timbul.
Feses yang dikeluarkan lebih encer, tapi berwarna kuning, dan berbau asam. Bila
penyebab diare karena asam lambung yang berlebihan, tidak diperlukan obat
antidiare untuk penyembuhannya.
Virus
yang paling banyak menimbulkan diare adalah rotavirus. Penderita
lebih sering buang air
lengan feses yang
berair/encer, kadang disertai muntah, dandemam.
Karena saking encernya, penderita sering sekali buang air, yang bisa
mengakibatkan dehidrasi berat. Dehidrasi bisa menyebabkan penderita kekurangan
mineral kalium dannatrium, yang
bisa mengakibatkan kejang-kejang.
Meski
gejalanya makin parah, hanya dengan pemberian cairan elektrolit diare bisa
sembuh sendiri {self limiting)tanpa
komplikasi. Namun, diare karena virus lebih bisa menular dibandingkan dengan
diare karena penyebab lain, dengan masa inkubasi 1-2 hari setelah terpapar
virus. Penularan bisa dari cairan muntah atau kotoran, bisa juga dari makanan
dan minuman yang sudah terpapar virus. Meskipun sembuh, penderita tetap
berpotensi menularkan penyakit karena virus bisa bertahan dalam tanah hingga
duaminggu. Karena itu pengobatan harus diberikan sampai 10 hari setelah
penderita tidak mengalami diare.
Untuk
bayi dan balita tetap berikan ASI, atau susu formula pengganti ASI. Bila diare
semakin parah, berikan obat antidiare, oralit, lanjutkan juga asupan makanan
dan cairan rumah tangga.
Periksakan
ke dokter apabila anak balita atau bayi mengalami diare lebih dari 12 jam atau
bila tidak mengompol dalam waktu delapan jam, suhu badan lebih dari 39°C,
terdapat darah dalam fesesnya, mulut kering, atau menangis tanpa air mata, dan
luar biasa mengantuk atau tidak ada respons.
Pemberian
antibiotik harus selektif. Antibiotik lebih diperlukan bila terbukti
penyebabnya adalah amuba atau bakteri jahat yang memang harus dibunuh dengan
antibiotik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar